Menyikapi Perintah dan Larangan Allah

08.26 Posted In Edit This 0 Comments »
HADITS KETIGAPULUH
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا.
[حديث حسن رواه الدارقطني وغيره] .
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam dia berkata : Sesungguhnya Allah ta’ala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang buat kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya .
(Hadits hasan riwayat Daruquthni dan lainnya).
(Hadits ini dikatagorikan sebagai hadits dho’if). Lihat Qowa’id wa Fawa’id Minal Arbain An Nawawiah, karangan Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul Mashabih, takhrij Syaikh Al Albani, hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al Ulum wal Hikam, oleh Ibnu Rajab).
Pelajaran yang terkandung dalam Hadits :
  • Dalam Islam ada-perkara yang diwajibkan dan perkara yang haramkan. maka seorang muslim wajib menunaikan apa yang telah nyata diwajibkan kepadanya dan meninggalkan apa yang nyata diharamkan. 
  • Wajib merealisasikan hudud Allah, yaitu hukuman yang telah Allah batasi dan jelaskan perinciannya, seperti had bagi pembunuh, pencuri, pezina, pemabuk.
  • Tidak memberatkan diri pada hal-hal yang telah Allah berikan keringannan kepadanya.
  • Allah Ta'ala memiliki kasih sayang kepada hambaNya dengan membolehkan perkara yang tidak dijelaskan ketentuan hukumnya.
  • seorang muslim hendaknya membatasi diri pada hal-hal yang bermanfaat dalam kehidupannya khususnya yang terkait dengan pengamalan agama. tidak berlarut-larut membahas sesuatu yang tidak jelas petunjuk dalilnya, apalagi jika hal tersebut menimbulkan keraguan dalam keimanan dan keyakinan.
 

0 komentar: