Sebuah Catatan di MA

Sholat merupakan sarana komunikasi seorang hamba kepada Allah Ta'ala. Mampukah kita berkomunikasi dengan baik kepada Allah Ta'ala tanpa mengerti makna bacaan yang kita ucapkan? Bukankah mengerti dan memahami bacaan sholat sangat mempengaruhi kekusyu'an sholat seseorang. Barangkali tepatlah sitiran syair di bawah ini yang ditujukan kepada orang yang tak mengerti bacaan sholat :

" banyak orang yang sholat namun tak ada baginya dari sholatnya kecuali hanya melihat mikhrob, turun dan bangkit. engkau melihat dia berada di atas tikar dalam keadaan berdiri ( sholat ), namun hatinya tertuju pada perniagaannya di pasar ".

" Wahai orang-orang yang beriman ! janganlah kalian mendekati ( mengerjakan ) sholat sedang kalian dalam keadaan mabuk, sehingga kalian mengetahui ( menyadari ) apa-apa yang kalian katakan".

kutipan ayat di atas menunjukkan "larangan mengerjakan sholat dalam keadaan mabuk" Udzur mabuk ini dikarenakan " ketidaktahuan ( ketidaksadaran ) akan apa-apa yang diucapkannya".( Rowaai'ul Bayan I:482)

Dari Aisyah R.A. bahwa Rosulullah S.A.W. bersabda :" Apabila mengantuk salah seorang diantara kalian padahal dia ( sedang atau akan ) sholat, maka hendaklah dia tidur sampai hilang kantuknya; karena sesungguhnya salah seorang diantara kalian apabila mengerjakan sholat sedang dia dalam keadaan  mengantuk, dia tidak tahu barangkali dia akan minta ampun, padahal padahal dia memaki diri sendiri " ( H.R. Al Bukhori I:63 )

Hadits ini menunjukkan " larangan mengerjakan sholat dalam keadaan mengantuk". Udzur disini, juga dikarenakan tidak mengerti ( tidak menyadari) apa-apa yang diucapkannya, ketidak mengertian orang mengantuk tersurat pada : " Dia tidak tahu barangkali dia akan minta ampun padahal dia memaki dirinya sendiri".